Senin, 30 November 2015

Fraud Tree, COSO Internal Control Framework 2013, dan Pegendalian Komputer

Fraud Tree
1.      Korupsi
a.       Penyuapan, yaitu memengaruhi petugas untuk melakukan sesuatu dengan mengelabuhi entitas atas hal yang akan dilakukannya dengan memberikan atau menawarkan sesuatu yang berharga kepadanya sebelum melakukan sesuatu tersebut.
b.      Persenan ilegal, sama halnya dengan penyuapan, namun transaksinya dilakukan setelah melakukan pekerjaan tersebut.
c.       Konflik kepentingan, terjadi saat perusahaan tidak mengetahui kegiatan pegawai  yang bertindak atas nama kepentingan pihak ketiga selama melakukan pekerjaannya atau atas nama kepentingan diri sendiri dalam kegiatan yang dilakukannya yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan.
d.      Pemerasan ekonomi, mendapatkan sesuatu yang berharga (informasi, aktiva keuangan, atau menjalin kerja sama) dengan melakukan ancaman.
2.      Penyalahgunaan Aktiva
a.       Skimming, mencuri kas dari suatu organisasi sebelum dicatat pada pembukuan suatu organisasi tersebut.
b.      Cash larceny, mencuri kas yang telah diterima dari suatu organisasi setelah dicatat pada pembukuan suatu organisasi tersebut.
c.       Billing schemes atau vendor fraud, dilakukan oleh karyawan yang mengakibatkan perusahaan membayar kepada supplier yang salah dengan memberikan faktur atas barang atau jasa yang fiktif.
d.      Check tampering, mengubah atau memalsukan cek yang telah dituliskan oleh suatu organisasi sebagai suatu bukti pembayaran yang sah.
e.       Payroll fraud, pemalsuan jumlah gaji pada karyawan atau pun karyawan fiktif.
f.       Expense reimbursements, skema di mana karyawan dapat membuat klaim untuk penggantian biaya atas melambungnya biaya kegiatan bisnis yang telah dilakukannya.
g.      Register disbursement, pencairan kas atau pembatalan yang fiktif.
h.      Non-cash misappropriations, penyalahgunaan non-cash assets suatu organisasi.
3.      Financial Statement Fraud
Penyimpangan laporan keuangan yang menguntungkan pelakunya dengan menutup-nutupi kecurangan yang dilakukan.

COSO Internal Control Framework 2013

1.      Tujuan dari Internal Control
a.       Operations, berkaitan dengan kegiatan operasi entitas agar efektif dan efisien.
b.      Reporting, berkaitan dengan pelaporan kondisi finansial dan non-finansial suatu perusahaan atau organisasi agar transparan.
c.       Compliance, berkaitan dengan ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku di mana para entitas menjadi subjeknya.
2.      Komponen dalam Internal Control
a.      Control environment
Seperangkat standar, proses, dan struktur sebagai dasar untuk melaksanakan pengendalian intern dalam suatu organisasi. Hasil dari control environment dapat memberikan dampak terhadap keseluruhan sistem dalam internal control.
b.      Risk assessment
Melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk dapat mengidentifikasi dan menilai risiko yang berhubungan dengan pencapaian tujuan suatu organisasi.
c.       Control activities
Tindakan yang ditetakan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arah manajemen untuk mengurangi risiko dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
d.      Information and communication
Informasi adalah suatu hal yang penting bagi para entitas dalam menjalankan kewajiban pengendalian internal yang dapat mendukung tercapainya tujuan suatu organisasi. Komunikasi merupakan cara menyediakan dan berbagi informasi yang relevan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan suatu organisasi.
e.       Monitoring activities
Pemantauan aktivitas suatu organisasi dan melakukan evaluasi untuk memastikan komponen-komponen internal control dilaksanakan dengan baik agar dapat tercapainya tujuan internal control suatu organisasi.
Pengendalian Komputer
1.      Kontrol Umum
Berkaitan dengan keseluruhan perangkat  dan kegiatan suatu organisasi yang berhubungan dengan seluruh entitas, seperti kontrol atas pusat data, database organisasi, pengembangan sistem, dan pemeliharaan program.
2.      Kontrol Aplikasi
Memastikan kesatuan sistem-sistem spesifik, seperti pemrosesan pesanan penjualan, utang dagang, dan aplikasi gaji.




Daftar Pustaka:
Hall, James A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. 
http://www.coso.org/documents/990025p_executive_summary_final_may20_e.pdf

Senin, 23 November 2015

SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN

1.      Sistem Buku Besar Umum
General Ledger System (GLS) merupakan pusat dari aliran-aliran transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun buku besar pembantu yang akan dijadikan input untuk sistem pelaporan manajemen dan FRS. Sumber input dalam buku besar, termasuk transaksi rutin, jurnal penyeseuaian, dan jurnal penutup dimasukkan dari voucher jurnal, yang dapat mewakili suatu transaksi, mengidentifikasi jumlah keuangan, dan akun buku besar umum yang dipengaruhi.
Database GLS terdiri atas sejumlah file. File induk buku besar umum digunakan FRS untuk mengasilkan laporan keuangan perusahaan dan digunakan MRS untuk mendukung kebutuhan informasi internal. File sejarah buku besar umum digunakan untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis historis. File voucher jurnal historis digunakan untuk mendukung tanggung jawab kepengurusan manajemen untuk menghitung penggunaan sumber daya. File pusat pertanggungjawaban yang digunakan dalam persiapan laporan pertanggungjawaban manajemen. File anggaran induk yang terdiri atas jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber daya lainnya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban. Dari file-file tersebut, dapat terihat aliran dari sistem pemrosesan suatu transaksi ke departemen buku besar umum.
2.      Sistem Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak eksternal perusahaan, seperti kreditur, pemegang saham, dan pemerintah. Laporan keuangan dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan, yang dapat dijadikan salah satu penilaian oleh pihak eksternal kepada perusahaan. Laporan keuangan sangat harus diperhatikan, karena akan memengaruhi bagaimana pihak eksternal memperlakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat dengan asumsi bahwa audiens merupakan para pemakai yang canggih dengan kebutuhan yang relatif sama yang memahami prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan.
Proses akuntansi keuangan:
a.       Mencatat transaksi
b.      Mencatat di jurnal khusus
c.       Memposkan ke buku besar pembantu
d.      Memposkan ke buku besar umum
e.       Menyiapkan neraca percobaan sebelum penyesuaian
f.       Melakukan jurnal penyesuaian
g.      Menjurnal dan memposkan ayat jurnal penyesuaian
h.      Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan
i.        Menyiapkan laporan keuangan
j.        Menjurnal dan memposkan ayat jurnal penutup
k.      Menyiapkan neraca percobaan pasca-penutupan
Akurasi dan reliabilitas informasi akuntansi sangat diperlukan, maka perlu adanya kontrol terhadap FRS. Jika tidak, laporan keuangan bisa salah dalam pernyataannya dan dapat menyesatkan pemakai laporan keuangan tersebut, seperti jejak audit yang defektif, akses yang tidak terotorisasi ke buku besar umum, akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu, dan saldo buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau tidah terotorisasi. Salah penafsiran laporan keuangan dapat berakibat fatal dan dapat merugikan perusahaan.
Untuk mencapai akurasi dan reliabilitas tersebut, maka perlu adanya otorisasi transaksi oleh seorang manager yang bertanggung jawab di departemen sumber. Selain itu, perlu adanya pemisahan tugas, seperti tugas memperbarui buku besar umum harus dipisahkan dari semua tanggung jawab akuntansi dan pengawasan aktiva dalam organisasi. Kontrol akses secara langsung maupun tidak langsung juga diperlukan, seperti dengan pemberian nomor dan pencatatan dokumen-dokumen yang akan menjadi sarana akuntabilitas.
Penggunaan teknologi komputer sangat membantu dalam mempersiapkan laporan-laporan yang esensial dalam perusahaan, seperti GL/FRS otomatis dengan pemrosesan batch dan file sekuensial. Sistem ini memiliki keunggulan dalam hal kontrol dan pelaoprannya yang dapat mendukung manajemen dalam laporan rangkuman umpan balik terbatas tentang aktivitas transaksi. Sedangkan, kelemahannya ada pada ketidakefisienan dan rekonsiliasi yang tidak teratur.
3.      Sistem Pelaporan Manajemen
Sistem pelaporan sangat berpengaruh terhadap efektivitas manajemen di suatu perusahaan. Maka dari itu, diperlukan suatu pemahaman tentang apa yang dilakukan oleh para manajer dan jenis-jenis masalah yang dihadapinya. MRS berperan dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, MRS juga dapat membantu manajer mengumpulkan, menganalisis, dan merakit rangkaian informasi untuk mengidentifikasi masalah-masalah potensial. Berikut merupakan faktor-faktor yang memengaruhi MRS:
a.       Proses Pengambilan Keputusan
1.      Mengidentifikasi Masalah
Gejala-gejala dari suatu masalah perlu diamati, karena memerlakukan suatu gejala sebagai suatu masalah akan mengarah ke keputusan yang salah. Suatu usaha perbaikan yang terburu-buru, hanya akan mengatasi masalah dalam jangka pendek, dan akan merusak kesehatan jangka panjang suatu perusahaan.
2.      Evaluasi Solusi Alternatif
Dalam pengambilan keputusan, manajer harus mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua opsi yang layak dan mungkin untuk dilakukan.
3.      Implementasi Solusi yang Terbaik
Dibutuhkan prencanaan yang rinci dalam pengimplementasian suatu solusi, seperti dalam hal mengatur biaya proyek, menegosiasi kontrak dengan para pemasok dan kotraktor, mendapatkan lisensi, izin, dan wilayah otorisasi, serta merencanakan perubahan dari sistem lama ke sistem baru.
4.      Melakukan Pemeriksaan Pasca-Implementasi
Hal ini ditujukan untuk menentukan apakah keputusan dan pengambilan keputusan sudah tepat atau belum.
b.      Prinsip-prinsip Manajemen
1.      Formalisasi Pekerjaan
Pihak manajemen harus membagi tugas untuk setiap posisi yang memiliki batasan-batasan tanggung jawab masing-masing. Formalisasi pekerjaan ditujuan untuk menghindari suatu struktur di organisasi di mana kinerja, kamampuan, dan eksistensi perusahaan tergantung pada individu tertentu.
2.      Tanggung Jawab dan Otoritas
Setiap individu yang terlibat dalam perusahaan, berkewajiban untuk mencapai hasil yang perusahaan inginkan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Prinsip ini mencerminkan jalur pelaporan vertikal perusahaan di mana informasi mengalir, posisi dapat memengaruhi ruang lingkup dan informasi yang akan dilapokan.
3.      Jangkauan Kontrol
Jangkauan kontrol yang lebih luas akan memungkinkan melibatkan lebih banyak pegawai dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya jangkauan kontrol, para manajer akan lebih banyak mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada para bawahannya. Para manajer degan tanggung jawab kontrol luas beroperasi paling efektif dengan informasi yang lebih ringkas.
4.      Manajemen dengan Pengecualian
Para manajer harus membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi masalah daripada terlibat dalam setiap keputusan dan memerlukan informasi yang mengidentifikasi operasi yang berisiko tidak terkontrol.
c.       Fungsi, Level, dan Jenis Keputusan Manajemen
Fungsi perencanaan berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang apa yang akan dilakukan suatu perusahaan yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Fungsi kontrol akan memastikan bagaimana kegiatan operasi berjalan sesuai dengan rencana.
1.      Keputusan Perencanaan Strategis dibuat oleh manajemen atas, antara lain:
·         Menetapkan tujuan perusahaan
·         Menentukan ruang lingkup aktivitas bisnis
·         Menentukan atau memodifikasi struktur organisasi
·         Menetapkan filosofi manajemen.
Ciri-ciri keputusan strategis, antara lain:
·         Kerangka waktunya panjang
·         Memerlukan informasi yang lebih ringkas
·         Keputusan tidak berulang
·         Berkaitan dengan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi
·         Ruang lingkup yang luas dan mendasar memengaruhi perusahaan
·         Memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal
2.      Keputusan Perencanaan Taktis
Dibuat oleh manajemen tengah dengan jangka waktu keputusan yang pendek, lebih spesifik, berulang, hasilnya lebih pasti, dan kurang berpengaruh pada perusahaan dibandingkan dengan keputusan strategis.
3.      Keputusan Kontrol Manajemen
Membuat semua aktivitas dalam semua lini seproduktif mungkin.
4.      Keputusan Kontrol Operasional
Lebih fokus memerhatikan pekerja operasi rutin. Elemen-elemen dasar dalam keputusan kontrol operasional:
·         Standar, tingkat kinerja yang telah ditetapkan untuk dapat dicapai.
·         Evaluasi kinerja
·         Melakukan tindakan korektif
d.      Struktur Masalah, elemen-elemennya adalah:
1.      Data, nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan suatu masalah.
2.      Prosedur, urutan langkah-langkah untuk memecahkan masalah.
3.      Tujuan, hasil yang ingin dicapai dengan memecahkan masalah tersebut.
e.       Jenis-jenis Laporan Manajemen
1.      Tujuan laporan
Membedakan antara informasi dan data. Laporan-laporan yang gagal mencapai tujuan berarti kurang kandungan informasinya dan tidak bernilai.
2.      Laporan yang Diprogram
Memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pemakai. Laporan yang diprogram terbagi dalam dua subkelas, laporan jadwal dan laporan menurut permintaan.
3.      Atribut Laporan
Suatu laporan harus relevan, ringkas, orientasi pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu, dan padat.
4.      Laporan Khusus
Manajer dengan latar belakang komputer terbatas dapat dengan cepat memproduksi laporan khusus dari terminal atau komputer mikro, tanpa bantuan tenaga profesional pemrosesan data.
f.       Akuntansi Pertanggungjawaban
Setiap peristiwa ekonomi yang memengaruhi organisasi adalah tanggung jawab dan dapat dilacak ke manajer individual.
1.      Penetapan Tujuan Keuangan: Proses Anggaran
Dapat membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuan keuangannya dengan membentuk tujuan yang dapat diukur untuk setiap segmen organisasi.
2.      Pengukuran dan Pelaporan Kerja
Dilakukan oleh setiap elemen dalam perusahaan dan melaporkan pertanggungjawabannya kepada manajemen di ats mereka.
3.      Pusat Pertanggungjawaban
·         Pusat biaya, merupakan suatu unit organisasional dengan tanggung jawab atas manajemen biaya dalam batas-batas anggaran.
·         Pusat laba, mengontrol biaaya dan menghasilkan pendapatan.
·         Pusat investasi, mengambil keputusan yang secara mendasar akan memengaruhi perusahaan.
g.      Pertimbangan Perilaku
1.      Keserasian Tujuan
Manajer tingkat lebih rendah yang mencapai tujuannya berkontribusi secara positif ke tujuan superiornya. Sistem pelaporan manajemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam mempertahankan keserasian tujuan.
2.      Informasi yang Berlebihan
Hal ini dapat terjadi ketika seorang perancang sistem pelaporan tidak mempertimbangkan level organisasional dan jangkauan kontrol manajer dengan tepat. Informasi yang ebrlebih akan membuat manajer mengabakan informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk informal dalam melakukan keputusan.
3.      Ukuran Kinerja yang Tidak Tepat

Pengukuran kinerja harusnya dapat memperhitungkan semua aspek yang terlibat dalam perusahaan. Apabila pengukurannya tidak tepat, akan memberikan pengaruh buruk kepada perusahaan.


Daftar Pustaka
Hall, James A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Senin, 09 November 2015

Sistem Informasi Akuntansi

SIA merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengubah data keuangan dari formulir-formulir maupun catatan-catatan menjadi suatu informasi keuangan yang dibutuhkan pihak eksternal maupun internal. SIA ditujukan untuk pengolahan data yang efektif dan efisien dengan menggunakan teknologi komputer untuk pemrosesan transaksi-transaksi suatu perusahaan. Selain itu, SIA ditujukan untuk menghindari atau meminimalkan adanya kesalahan-kesalahan dalam pemrosesan data. Dengan adanya SIA, sebuah data akuntansi akan disimpan dan dikumpulkan di dalam suatu sistem dan akan memudahkan untuk melakukan pengendalian data-data tersebut serta dapat memudahkan perusahaan dalam pencarian data. SIA akan menghasilkan suatu informasi pelaporan keuangan yang akurat yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh manajemen, untuk menilai kinerja suatu perusahaan apakah perusahaan tersebut berjalan baik atau tidak bagi pihak eksternal, seperti investor sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut.